JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS
<p>Jurnal Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota & Teknik Sipil </p> <p>Jurnal Planologi dan Sipil (JPS) Merupakan Jurnal Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota dan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Kuantan Singingi, Jurnal ini akan dipublikasikan 2 kali dalam 1 tahun, yaitu pada bulan Februari edisi pertama dan Agustus edisi kedua.</p>LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)en-USJURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)2656-2960ANALISA EKSISTING BANGUNAN LAPAS KELAS IIB TELUK KUANTAN
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS/article/view/3263
<p>Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. Pada penelitian ini dilakukan penilaian gedung eksisting bangunan LAPAS II.B Teluk Kuantan di Jl. Diponegoro Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Bangunan Lapas dibangun tahun 1938. Pada media online Liputan6.com, pada tanggal 28 November 2022 lalu, Lapas Teluk Kuantan telah dikunjungi Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Mhd Jahari Sitepu. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Teluk Kuantan, <a href="https://www.liputan6.com/tag/kabupaten-kuansing">Kabupaten Kuansing</a>, menjadi penjara terpadat kedua di Indonesia.Tim Peneliti, Tim Teknis Bidang Cipta Karya dan Bidang Tata Ruang Dinas PUPR, Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Kabupaten Kuantan Singingi beserta unsur staf Lapas Kelas IIB Teluk Kuantan telah melakukan survey pada 3 Februari 2021 ke Lapas Kelas IIB Teluk Kuantan. Bangunan eksisting Lapas Kelas IIB Teluk Kuantan didirikan diatas tanah seluas 2.190 m2 yang berada di Jalan Diponegoro Teluk Kuantan dengan Sertifikat Hak Pakai No. 19 Tahun 1993. Bahwa luas eksisting bangunan berdasarkan Dokumen Perencanaan Rehabilitasi dan Revitalisasi Lapas Kelas IIB Teluk Kuantan adalah 474,0125 m2. Berdasarkan test Hammer Test bahwa rata-rata kuat tekan beton fc’ = 20 Mpa atau 138 Kg/cm2 atau K200. Kuat tekan beton K200 ini termasuk Beton Kelas I yang digunakan untuk pekerjaan bukan struktur, sedangkan Beton Kelas II dengan kuat tekan beton K-225, K-250, dan K-275 digunakan untuk pekerjaan struktur seperti kolom, lantai, pondasi, dan sloof. Dengan demikian keandalan bangunan Lapas Kelas IIB Teluk Kuantan yang telah dilakukan uji kuat tekan beton dengan alat Hammer Test disimpulkan bahwa kuat tekan beton tersebut tidak memenuhi persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.</p>Surya AdinataAgus Candra
Copyright (c) 2023 JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)
2023-04-042023-04-045117ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK PEMBANGUNAN PRASARANA PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI INDRAGIRI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS : DESA SELUNAK KABUPATEN INDRAGIRI HULU)
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS/article/view/3264
<p>Keterlambatan yang terjadi pada sebuah proyek dapat menghambat waktu dan menyebabkan kerugian biaya. Keterlambatan konstruksi dapat didefinisikan sebagai penyelesaian pembangunan dalam memenuhi target waktu pekerjaan melebihi tanggal yang telah disepakati oleh seluruh pihak. Pada proyek Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Indragiri di Indragiri Hulu, dapat dilihat salah satu contoh dimana pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Pada proyek tersebut, telah direncanakan akan selesai dalam 174 hari, sedangkan dalam pelaksanaanya proyek tersebut selesai dalam 209 hari, berarti ada keterlambatan selama 35 hari. Tujuan Pemelitian ini adalah Mengetahui hasil perhitungan koefisien yang didapat dari setiap item pekerjaan yang mengalami keterlambatan dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Mengetahui apa faktor yang menyebabkan keterlambatan pada setiap item pekerjaan. Dari hasil analisis dan pengolahan data dengan metode Set Potongan Minimal Klasik (Classical Minimal Cut Sets Method) pada aplikasi Top Event FTA maka didapat, dengan evaluasi kualitatif, maka didapatkan item pekerjaan yang lebih sering terhambat dalam pelaksanaan dan akhirnya menyebabkan keterlambatan terjadi pada item pekerjaan pemancangan spunpile Ø30 cm dengan nilai Koefisien 0,0487, sedangkan dengan metode kuantitatif didapatkan pengaruh dari tiap item pekerjaan pada setiap event tersebut dipengaruhi oleh 3 kriteria antara lain: alat kerja, kondisi jalan, dan tenaga kerja yang menyebabkan keterlambatan.</p>Rosita RositaDwi Visti Rurianti
Copyright (c) 2023 JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)
2023-04-042023-04-0451822Analisis Kapasitas dan Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus Simpang Dempal, Kota Solok)
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS/article/view/3265
<p>Simpang Dempal merupakan salah satu persimpangan bersinyal di Kota Solok. Simpang ini memiliki 3 lengan yang menghubungkan ruas Jalan KS. Tubun, Jalan Proklamasi, dan Jalan Sudirman. Simpang Dempal berlokasi di daerah komersil dimana disepanjang persimpangan terdapat pertokoan, perkantoran, sekolah, dan ruang terbuka hijau yang dijadikan sebagai sarana rekreasi di Kota Solok. Banyaknya pusat kegiatan di sekitar persimpangan berbanding lurus dengan jumlah kendaraan yang melewati persimpangan kinerja persimpangan. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap kapasitas dan kinerja dari Simpang Dempal, Kota Solok. Acuan yang dipakai dalam menganalisis kinerja simpang adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Terdapat data primer yang diperoleh dari melakukan hasil pengamatan atau pencatatan secara langsung di lokasi berupa data geometrk jalan dan data arus lalu lintas di jam sibuk pagi, siang, dan sore. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintahan atau lembaga lain, meliputi Peta wilayah dan jumlah penduduk. Dari hasil analisis kinerja simmpang diperoleh derajat kejenuhan pendekat barat adalah 0.39, pendekat selatan 0.47, dan pendekat timur adalah 0.48. Tundaan rata-rata simpang selama 39.3 detik/smp. Sehingga tingkat pelayanan simpang adalah D</p>Gusmulyani GusmulyaniAde Irawan
Copyright (c) 2023 JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)
2023-04-042023-04-04512332EVALUASI STRUKTUR RUMAH BETON SEDERHANA TAHAN GEMPA DI WILAYAH INUMAN
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS/article/view/3266
<p><em>Indonesia merupakan negara yang berada diwilayah jalur gempa pasifik (Circum Pasifik Earthquake Belt) dan jalur gempa Asia (Trans Asiatic Earthquake Belt) sehingga sangat berpotensi mengalami gempa. Untuk mengurangi kerusakan struktur bangunan maupun korban jiwa akibat gempa bumi maka dalam perencanaan bangunan rumah tinggal perlu diperhatikan kualitas dari komponen-komponen struktur bangunan yang nantinya akan bekerja untuk menahan beban yang ada hal ini menegaskan pentingnya tinjauan beban gempa rencana dalam perencanaan desain struktur sebagai antisipasi apabila terjadi gempa.</em></p> <p><em>Metode penelitian diantaranya adalah peneliti mewawancarai kepala desa dan masyarakat pengguna rumah di Kecamatan Inuman. Populasi rumah penduduk keseluruhan berkisar 2500 (dua ribu lima ratus) unit. Peneliti hanya membutuhkan rumah beton sederhana yang diperkirakan populasi rumah sebanyak 995 unit, sehingga peneliti hanya mengambil 24 unit sebagai sampel rumah beton sederhana.</em></p> <p><em>Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah 24 unit sampel yang telah diambil ternyata yang memenuhi kriteria ketentuan rumah tahan gempa hanya16,66% yaitu sebanyak 4 unit rumah. Sedangkan rumah yang tidak memenuhi ketentuan rumah tahan gempa sebanyak 83,33%. Kemudian penggunaan dinding yang digunakan pada rumah masyarakat Inuman hanya sebesar 20,83% yang memenuhi kriteria rumah tahan gempa. Selain itu rumah yang menggunakan kolom sebesar 29,16% dan balok ring sebesar 41,66%, dan sebanyak 20,83% penggunaan rangka kuda-kuda yang telah memenuhi kriteria rumah tahan gempa. Peneliti juga menduga bahwa ada pola keruntuhan pada struktur apabila terjadi gempa. Contohnya ada pada dinding yang tidak memakai angkur, rangka kuda yang cara pemasangan diapit dengan sambungan miring lurus, lurus tanpa menggunakan sambungan gigi, tidak memakai balok ring dan tidak menggunakan struktur kolom</em></p>Susi Susanti
Copyright (c) 2023 JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)
2023-04-042023-04-04513350SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT PADA OBJEK WISATA DESA Studi Kasus : Objek Wisata Sungai Bunian Napagh Kuniang Desa Seberang Cengar Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS/article/view/3267
<p>Penelitian ini berjudul <em>SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT </em>PADA OBJEK WISATA DESA Studi Kasus : Objek Wisata Sungai Bunian Napagh Kuniang Desa Seberang Cengar Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 tahun dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan <em>sustainable tourism development </em>pada objek wisata desa. Urgensi dari penelitian ini adalah topik pariwisata desa merupakan isu strategis dalam mewujudkan desa mandiri. Setiap desa saat ini diberikan arahan untuk dapat menggali potensi wisata di desa masing-masing. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa objek wisata Sungai Salo Bunian belum sepenuhnya menerapkan prinsip- prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pengelolaan, dan kurangnya modal dalam pengelolaan pariwisata berkelelanjutan.</p>Riki RuspiandaRikki AfrizalRetni Pratiwi
Copyright (c) 2023 JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)
2023-04-042023-04-04515159Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Jalan Tol Permai di Kelurahan Muara Fajar Timur, Kota Pekanbaru
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JPS/article/view/3147
<p>Pembangunan Jalan Tol Permai (Pekanbaru-Dumai) berperan penting dalam mempersingkat jarak dan waktu perjalanan, serta meningkatkan perkembangan wilayah dan ekonomi antar dua wilayah dalam distribusi barang, orang dan jasa. Namun pembangunan jalan tol akan berdampak bagi masyarakat secara sosial ekonomi terutama bagi masyarakat yang langsung berada di sekitar jalan tol tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat akibat pembangunan Jalan Tol Permai di Kelurahan Muara Fajar Timur. Analisis yang digunakan adalah metode <em>Expert Judgement</em> untuk menjawab permasalahan dampak sosial ekonomi yang terjadi. Untuk tahap perkembangan pembangunan Jalan Tol Permai berada pada tahap konstruksi yang telah di aspal sepanjang lebih kurang 1 Km sedangkan yang belum diaspal dan masih pada tahap pengerasan masih tersisa 1,6 Km dengan panjang jalan yang ada di Kelurahan Muara Fajar Timur ialah 2,6 Km. Dampak sosial pada masyarakat Kelurahan Muara Fajar Timur masyarakat tidak merasa terganggu dengan adanya polusi udara maupun suara yang ditimbulkan. Pembangunan jalan tol sangat membantu masyarakat Kelurahan Muara Fajar Timur memperoleh lapangan pekerjaan. Jumlah pendapatan masyarakat mengalami kenaikan 70%.</p> <p> </p>Puji Astuti
Copyright (c) 2023 JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS)
2023-04-042023-04-04516073