Growth and Yield of Intercropping between Carica (Carica pubescens) and Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) and Leeks (Allium fistulosum L.)

  • Adi Rastono Politeknik Pertanian Dan Peternakan Mapena, Singgahan -Tuban - Jawa Timur
  • Sugiyarto Sugiyarto Program Studi Biosain, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta
  • Marsusi Marsusi Program Studi Biosain, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Keywords: Growth, yield, Intercropping, Potato and onion, corelation

Abstract

Carica pubescens needs a climate and edapic environment similar to that of its native Dieng plains in order to thrive. Due to these circumstances, measures must be taken to facilitate its diffusion. Another option is transplanting to regions with nearly identical edaphic and climatic characteristics. The growth of C. pubescens planted in monoculture and intercropping, as well as the degree of crop competition in intercropping and the effectiveness of the land used, the slopes of Mount Lawu are advised for transplant. The study's planting treatments were as follows: (1) C. pubescens monoculture; (2) Sweet Potato Monoculture; (3) C. pubescens and Sweet Potato Combination; (4) Leek Monoculture; and (5) C. pubescens and Scallions Combination. The study was set up in a randomized block design (RBD) with five replications. The ANOVA analysis of the growth characteristics, which comprised planting height, leaf area, and the number of leaves, was then proceeded using Duncan's test at the 5% level. Utilize the competition ratio (CR) formula to determine plant competition and the land equivalent ratio (LER) formula to determine productivity. The number of leaves parameter in the C. pubescens and sweet potato combination indicated a significant difference in the results. When grown alongside sweet potatoes, C. pubescens tends to be less competitive, with plant height values of 0.86: 1.27, 0.83: 1.72 for leaves, and 0.94: 1.10 for leaf area. The intercropping system is more lucrative with a value of plant height: 1.84, number of leaves: 1.89, and leaf area: 1.99 compared to plant height: 2, number of leaves: 2, and leaf area: 2, 25.

References

Aminah, I.S., Budianta, D., Perto, Y., Sodikin, E., 2014. Tumpangsari Jagung (Zea mays L.) Dan Kedelai (Glycine max L. Merrill) Untuk Efisiensi Penggunaan Dan Peningkatan Produksi Lahan Pasang Surut 38.

Ceunfin, S., Prajitno, D., Suryanto, P., Putra, E.T.S., 2017. Penilaian Kompetisi Dan Keuntungan Hasil Tumpangsari Jagung Kedelai Di Bawah Tegakan Kayu Putih. Sc 2, 1–3. Https://Doi.Org/10.32938/Sc.V2i01.76

Dini, A.Z.D., Yuwariah, Y., Wicaksono, F.Y., Ruswandi, D., 2018. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Pola Tanam Tumpangsari Denganubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) Lam) Di Arjasari Kabupaten Bandung. Jai 3. Https://Doi.Org/10.33661/Jai.V3i2.1375

Laily, A.N., Alfiah, I., Khoiri, A.N., 2018. Karakterisasi Carica Pubescens Lenne & K. Koch Di Jawa Timur.

Laily, A.N., Suranto, Sugiyarto, 2012. Karakterisasi Carica Pubescens Di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah Berdasarkan Sifat Morfologi, Kapasitas Antioksidan, Dan Pola Pita Protein. Nusantara Bioscience 16–21.

Lestari, D., Turmudi, E., Suryati, D., 2019. Efisiensi Pemanfaatan Lahan Pada Sistem Tumpangsari Dengan Berbagai Jarak Tanam Jagung Dan Varietas Kacang Hijau. Jipi 21, 82–90. Https://Doi.Org/10.31186/Jipi.21.2.82-90

Pangaribuan, M.R., Meriani, M., Srifitriani, A., 2021. Tumpang Sari Antara Jagung Dan Cabai Rawit Sebagai Olahan Tani Di Kabawetan. J. Abdihaz 3, 72. Https://Doi.Org/10.32663/Abdihaz.V3i2.2554

Paulus, J.M., 2016. Produktivitas Lahan, Kompetisi, Dan Toleransi Daritiga Klon Ubijalar Pada Sistem Tumpang Sari Dengan Jagung. Eug 11. Https://Doi.Org/10.35791/Eug.11.1.2005.11881

Rastono, A., Sugiyarto, Marsusi, 2018. Pertumbuhan Dan Produktifitas Lahan Carica (Carica pubescens) Dalam Pola Tanam Tumpangsari Dengan Stroberi (Fragaria vesca) Dan Loncang (Allium fistulosum L.) Di Lereng Gunung Lawu. Jurnal Binawakya 12, 445–440.

Rochmah, H.F., Muliasari, A.A., 2020. Optimasi Lahan Replanting Kelapa Sawit Dengan Sistem Tumpangsari Jagung (Zea mays L) Dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea).

Setyowati, M.L., Sulistyaningsih, E., Putra, T.S.E., 2013. Pertumbuhan Dan Hasil Kubis (Brassica oleraceae L.) Dalam Sistem Tumpangsari Dengan Bawang Daun (Allium fistulosum L.). Vegetalika 2, 32–44. Https://Doi.Org/10.22146/Veg.3996

Silaen, S., 2021. Pengaruh Transpirasi Tumbuhan Dan Komponen Didalamnya. J. Agroprimatech 5, 14–20. Https://Doi.Org/10.34012/Agroprimatech.V5i1.2081

Statistik Pertanian Hortikultura Kabupaten Karanganyar 2019-2021.Pdf, N.D.

Supriatna, J., Syihab, F.N., Sativa, N., Yuwariah, Y., Ruswandi, D., 2022. Seleksi Jagung Hibrida Unpad Berdasarkan Komponen Hasil Dan Parameter Tumpangsari Pada Sistem Tanam Tumpang Sari Jagung-Ubi Jalar. J. Agro 9, 1–11. Https://Doi.Org/10.15575/14955

Tika, Y.Y., Sudarti, S., 2021. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kunyit. Jupiter J. Penel. Fis. Terapan 2, 52. Https://Doi.Org/10.31851/Jupiter.V2i2.5730

Toibba, H., Wangiyana, W., Zubaidi, A., 2023. Upaya Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Kadar Brix Berbagai Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L.) Melalui Tumpangsari Sisipan Dengan Kacang Tanah. Jurnal Agrotek Ummat 10, 127–139.

Warman, G.R., Kristiana, R., 2018. Mengkaji Sistem Tanam Tumpangsari Tanaman Semusim.

Wibowo, A., Purwanti, S., Rabaniyah, R., N.D. Merr) Mallika Yang Ditanam Secara Tumpangsari Dengan Jagung Manis (Zea Mays Kelompok Saccharata).

Published
2023-07-01