Integrasi Pembelajaran Sains dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Abstract
Perpaduan sains dan agama dapat dikategorikan menjadi empat bagian yaitu konflik, kontras (independen), kontak (dialog), dan konfirmasi (integrasi). Agama dan Sains merupakan perpaduan yang hampir mustahil untuk bisa dipadukan di dalam kehidupan manusia jika dilihat dari sudut pandang barat ataupun prespektif agama lain. Perpaduan diantara keduanya hampir mustahil dilakukan dalam kehidupan manusia dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan terjadinya konflik. Namun, hal tersebut terbantahkan oleh Agama Islam yang memandang sains merupakan bagian dari agama. Hal tersebut dapat dilihiat dari sudut pandang ontologi, epistemology dan juga aksiologi serta dapat dibuktikan pada Al-quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW yang banyak sekali membahas tentang ilmu pengetahuan dan sains. Metode penelitian menggunakan studi kepustakaan (library research) dengan menghimpun data dari artikel-artikel yang berkaitan dengan Integrasi Pembelajaran Sains dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. Pada dunia pendidikan impelementasi pembelajaran Sains terutama pada pembelajaran agama Islam dilakukan dengan cara mengajak siswa untuk merenungkan alam semesta yang Allah SWT ciptakan dengan cara tafakkur dan tadabhur pada kekuatan dan ciptaan Allah SWT sehingga keimanan dan ketaqwaan mereka meningkat. Setelah iman dan taqwa ditanamkan tertanam secara mendalam, maka dapat dipastikan akan tercipta keharmonisan yang baik dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Kerukunan yang baik inilah yang pada hakikatnya menjadi sumber kesejahteraan lahir dan batin manusia.
Downloads
References
[2] S. C. Ummah, “Paradigma keilmuan Islam di perguruan tinggi,” Humanika, Kaji. Ilm. Mata Kuliah Umum, vol. 19, no. 2, pp. 100–120, Feb. 2019, doi:
10.21831/HUM.V19I2.30300.
[3] R. Adawiyah, “INTEGRASI SAINS DAN AGAMA DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM PAI (Perspektif Islam dan Barat serta Implementasinya),” Al-Banjari J. Ilm.
Ilmu-Ilmu Keislam., vol. 15, no. 1, pp. 99–121, May 2016, doi: 10.18592/al-banjari.v15i1.817.
[4] A. Khoiri, Q. Agussuryani, and P. Hartini, “Penumbuhan karakter islami melalui pembelajaran fisika berbasis integrasi sains-islam,” Tadris J. Kegur. dan Ilmu
Tarb., vol. 2, no. 1, pp. 19–31, 2017, doi: 10.24042/tadris.v2i1.1735.
[5] A. A. Sendari, “Integrasi adalah Proses Membentuk Kesatuan, Pahami Pengertian dan Faktor Pendorongnya,” Liputan6.com, 2021.
https://hot.liputan6.com/read/4521325/integrasi-adalah-proses-membentuk-kesatuan-pahami-pengertian-dan-faktor-pendorongnya (accessed Sep. 19,
2021).
[6] Surahman, “Model Pembelajaran Aqidah Berbasis Saintifik Sekolah Menengah Atas,” Akad. J. Keagamaan dan Pendidik., vol. 16, no. 2, pp. 158–177, 2020,
Accessed: Sep. 18, 2021. [Online]. Available: http://ejournal.kampusmelayu.ac.id/index.php/akademika/article/view/112.
[7] A. Priyanto, “Pendidikan Islam dalam Era Revolusi Industri 4.0,” J-PAI J. Pendidik. Agama Islam, vol. 6, no. 2, pp. 80–89, 2020, doi: 10.18860/jpai.v6i2.9072.
[8] F. Giantara, Analisis Data (Kualitatif, Kuantitatif, Metode Campuran, dan Penelitian Tindakan). Pekanbaru: LPPM STAI Diniyah Pekanbaru, 2020.
[9] A. Amirullah, A. Tafsir, A. Husaini, and E. Mujahidin, “Makna Budaya Ilmu Dalam Literatur Islam,” Edukasi Islam. J. Pendidik. Islam, vol. 8, no. 02, pp. 267–286,
Aug. 2019, doi: 10.30868/EI.V8I2.465.
[10] A. M, Epistemologi Integratif-Interkonektif Agama dan Sains. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
[11] Muchlis, “Tinjauan Makna Sains Dalam Prespektif Islam,” J. Pelangi Pemikir. dan Penelit. Pendidik. Islam Anak Usia Dini, vol. 3, no. 2, 2021, Accessed: Oct. 13,
2021. [Online]. Available: http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/pelangi/article/view/674.
[12] S. Hadi and A. Ashari, “Mendudukkan Kembali Makna Ilmu dan Sains dalam Islam,” Tasfiyah J. Pemikir. Islam, vol. 4, no. 1, pp. 91–112, Feb. 2020, doi:
10.21111/tasfiyah.v4i1.3963.
[13] A. Muniroh, “Urgensi Logoterapi Dalam Pendidikan Islam Pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” Urwatul Wutsqo, vol. 5, no. 1, pp. 28–39, 2016, Accessed:
Sep. 20, 2021. [Online]. Available: https://core.ac.uk/download/pdf/231313623.pdf.
[14] A. Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam. Palangka Raya: CV. Narasi Nara, 2020.
[15] Z. Kifli, “Konsep Pendidikan Dalam Islam,” Rausyan Fikr J. Pemikir. dan Pencerahan, vol. 15, no. 2, Aug. 2019, doi: 10.31000/rf.v15i2.1805.
[16] N. Kamalia, “Konsep Ilmu Pendidikan Menurut Imam Al-Ghazali,” At-Ta’dib, vol. 10, no. 1, pp. 187–201, Jan. 2016, doi: 10.21111/AT-TADIB.V10I1.335.
[17] I. F. Sari, U. Supriatna, and A. Ma’rufah, “Memaknai Ulang Konsep Pendidikan Islam (Telaah Kritis Epistemologi Hasan Langgulung dalam Pembelajaran di
Masa Pandemi Covid-19),” Qalamuna-Jurnal Pendidik., vol. 13, no. 2, pp. 159–170, 2021, doi: 10.37680/qalamuna.v13i2.868.
[18] J Prasetya, “Konsep Pendidikan Islam Muhammad Abduh Serta Implikasinya Terhadap Islam Modern,” Kordinat J. Komun. antar Perguru. Tinggi Agama
Islam, vol. 18, no. 2, pp. 439–465, Oct. 2019, doi: 10.15408/kordinat.v18i2.11499.
[19] T. Campbell, “Reassessing Possible Naturalized Ideology Regarding Science , Education , and Religion,” Sci. Educ. Rev., vol. 5, no. 2, pp. 44–49, 2005.
[20] C. Chanifudin and T. Nuriyati, “Integrasi Sains dan Islam dalam Pembelajaran,” ASATIZA J. Pendidik., vol. 1, no. 2, pp. 212–229, May 2020, doi:
10.46963/asatiza.v1i2.77.
[21] Sunhaji, “The Integration of Science-Technology and Living Environment through Islam Religion Education Learning at Adiwiyata-Based Junior High School in
Banyumas Regency,” Din. Ilmu, vol. 18, no. 2, pp. 179–193, 2018, doi: 10.21093/di.v18i2.1179.