TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK TERHADAP REPRODUKSI SAPI KUANTAN DI KECAMATAN BENAI

  • Riski Ilahi
  • Pajri Anwar
  • Jiyanto Jiyanto
Keywords: Benai, Reproduksi, Sapi Kuantan,Tingkat Pengetahuan

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak terhadap reproduksi Sapi Kuantan di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Benai pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, pemilihan lokasi serta teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan data yang digunakan data primer dan sekunder. Variabel penelitian yang di amati adalah tingkat pengetahuan peternak terhadap pengamatan birahi, waktu panjang birahi, sistem perkawinan, tanda-tanda kebuntingan, persiapan kelahiran, calving interval, manajeman pemeliharaan, masalah kesuburan reproduksi, dan kesehatan pasca melahirkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai – rata pengamatan birahi 1,83 (sedikit memahami), waktu panjang birahi 1,8 (sedikit memahami), sistem perkawinan 2,33 (sedikit memahami), tanda-tanda kebuntingan 1,33 (tidak memahami), persiapan kelahiran 1 (tidak memahami), calving interval 2,9 (memahami), manajemen pemeliharaan 2,13 (sedikit memahami), masalah kesuburan reproduksi 1,06 (tidak memahami), kesehatan pasca melahirkan 1 dengan (tidak memahami). Hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai rat – rata tingkat pengetahuan peternakan di Kecamatan Benai adalah 1,77 dengan kategori sedikit memahami.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, M.A.N, R.R. Noor, H. Martojo, D. D. Solihin, dan E. Handiwirawan. 2006. Keragaman Fenotipik Sapi Aceh di Nanggroe Aceh Darussalam. Jurnal Indonesian Tropical Animal Agriculture, 32 : 11-21.
Akoso, B.T. 2009. Epidemologi dan Pengendalian Antraks, Kanisius. Yogyakarta,
Budiarsana,I .G.M., I .K. Sutama, M. Martawijayadan T. Kostaman. 2003. Produktivitas Kambing Peranakan Etawah (PE) pada Agroekosistem yang berbeda Pros. Seminar Nasional Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Volume 3 Nomor 2 Oktober 2018 - 30 - Teknologi Peternakan dan Veteriner 2003, Bogor 29-30 September 2003. Puslitbangnak, Bogor. Hlm. 150-156.
Delfina, Y. 2001. Faktor Penunjang Kegagalan Pelaksanaan IB di KPBS Pangalengan, Bandung (Periode Januari 1999 sampai Januari 2000). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dinas Peternakan Provinsi Riau, 2008. Buku Pintar Peternakan,. Dinas Peternakan Provinsi Riau.
Djarijah, A.S. 1996. Usaha Ternak Sapi. Sanisius : Yogyakarta.
Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Alfabeta. Bandung.
Feradis. 2010, Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Alfabeta, Bandung.
Gitonga PN. 2010. Pospartum reproductive performance of dairy cows in medium and large scale farms in Kiambu and Nakuku Districts of Kenya. Thesis. University of Nairobi Faculty of Veterinary Medicine.

Haryanti, N.W. 2009. Ilmu nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia: Jakarta.
Hanafi, H. 2016. Peran kandang sistem komunal ternak sapi potong terintegrasi limbah pertanian dalam mendukung kedaulatan pangan di Yogyakarta. Jurnal Agros. 18(2): 126-131.
Hafez. E. S. E. 2000. Reproduction In Farm Animals. 7th edition. Lippincott Williams dan Wikins. Maryland. USA.
Hendrayani , E dan Febrina, D. 2009. Analisi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi beternak sapi di Desa Koto Benai Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Peternakan vol.6 : 53 – 62.
Ilyas, A.Z dan C.S Leksmono. 1995. Pedoman Pengembangan dan Perbaikan ternak di Indonesia. Dirjen Peternakan Bekerja Sama Dengan FAO.
I.M. Mulyawati, D. Mardiningsih, S. Satmoko. 2016. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pengalaman dan Jumlah Ternak Peternak Kambing Terhadap Perilaku Sapta Usaha Beternak Kambing di Desa Wonosari Kecamatan Patebon. Jurnal AGROMEDIA,Vol 34, No. 1 Maret 2016. hal. 85-90.
Janusandi. M. 2013. Studi Keragaman Sifat Kualitatif Sapi Kuantan Di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negri Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
Yiyanto dan Anwar. P.2019. Identifikasi kualitas spermatozoa sapi kuantan sebagai pelestari plasma nutfah ternak local. Jurnal ilmi dan teknologi peternakan tropis. 6 (1) : 52-56
Luanmase, Cristian M. 2011mAnalisis Motipasi beternak sapi potong bagi peternak lokal dan transmigrasi. Yogyakarta.
Mardikanto, Totok, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.467 Hal.
Ma’sum, M., A.V.S. Hubeis, A. Saleh, B. Suharjo. 2012. Persepsi peternak tentang penerapan inseminasi buatan di tiga sentra sapi potong di Indonesia. Jurnal Penyuluhan. 8(1):55- 65.

Misrianti. R.,Mustika.R.P.,dan Ali. A. 2018.keragaman sifat kualitatif dan kuantitatif sapi kuantan pada berbagai tingkatan umur di kecamatan benai kabupaten kuantan singingi provinsi riau. JurnalPeternakan.
Murti, T.W. 2002. Ilmu Ternak Sapi. Kanisius. Yogyakarta.
Nasution, R. 2015. Perbandingan Sifat Kualitatif Sapi Kuantan dengan Sapi Bali di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Partodiharjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Cetakan ke-3 Penerbit Mutiara Sumber Widia, Jakarta.
Patodihardjo. 2004. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara. Jakarta
Pryce, J. E, M.D., Garnsworthy P. C and Mao, I. l. 2004.Fertility in the higt-producing dairy cow. Livestock production Science. 86:125-135.
Rahman, (2015). Tingkat pengetahuan peternak dalam pengelolaan reproduksi ternak sapi.
Ramadhan.A.D. 2018 Tingkat pengetahuan peternak terhadap reproduksi sapi kuantan di Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan singingi. Skrpsi. Fakultas pertanian. Universitas Islam Kuantan Singingi.
Ridha, M., Hidayati. Dan Adelina, T. 2007. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Jarak Beranak (Calving Interval) Sapi Bali DI Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal Peternakan. Vol. 4 (2). Hlm. 65 – 69.
Riyanto, E., dan Purbowati, E. (2009). Panduan Lengkap Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya
Rokana, E., Sigit, M dan Soeroni, M.2010. Hubugan antara umur induk dan lama menyusui terhadap periode anestrus post partum kambig peranakan Etawa (PE). Jurnal Penelitian26 (1): 145-150.
Saladin, R. 1992. Teknik Produksi Sapi Potong. Diklat Fakultas Peternakan. Universitas Andalas, Padang.
Sariubang, M. 2006. Pengkajian teknologi pembibitan sapi potong berbasis pedesaan mendukung swasembada daging di Sulawesi Selatan. Jurnal SulSel Litbang DepTan.

Siregar, C. 1992. Validasi di Industri Farmasi, Sebagai Pendukung Pelaksanaan CPOB. Bandung: Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung.

Sodiq, A. 2011. Analisis kawasan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi potong berbasis sumberdaya lokal pedesaan untuk program nasional percepatan pencapaian swasembada daging sapi. Agripet. 11(1): 22-28.
Soekardono. 2005. Kontribusi usaha ternak sapi terhadap pendapatan dan destribusi pendapatan petani di daerah persawahan irigasi di desa Sukowiyono, Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi. Buletin Peternakan.
Sugeng dan Sudarmono. 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumadiasa IW.L., A. Aziz, I.P. Mantika, Burhan dan D. Supriadin, 2018. Performans reproduksi ternak sapi pada pemeliharaan ekstensif dan semi-intensif di Kecamatan Bolo kabupaten Bima. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
Sukmawati, F. dan M. Kaharudin. 2010. Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian
Susilorini, T,E. Sawitri, M,E. dan Muharlien. 2008. Budidaya 22 Ternak Potensial, Penebar Swadaya. Malang.
Syaiful, F,L. 2018. Optimalisasi Inseminasi Buatan Sapi Potong Melalui Akurasi Kebuntingan Dini Terhadap Uji Punyakoti Dan Palpasi Rektal
Syukur. 2009. Sapi Bali di Daerah Sumber Bibit dan Peluang Pengembangannya. Jurnal Peternakan. Vol. 12. No. 3. Hal : 100 – 107.
Talib C. 2002. Sapi Bali di daerah sumber bibit dan peluang pengembangannya.Wartazoa 12: 3.
Toelihere, M.R. 1981. Inseminasi Buatan pada ternak. Angkasa. Bandung.
Toelihere, M.R. 1985. Fisiologi reproduksinpada ternak. Angkasa. Bandung.
Umiyasih, U. dan Y. N. Anggraeny 2007. Petunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Utomo, B.N., R.R. Noor, C. Sumantri, I. Supriatna, E.D. Gunardi dan B. Tiesnamurti. 2012. Keragaman fenotipik kualitatif sapi Katingan. JITV 17(1) : 1-12.
Wahyudi, L., Susilawati, T., dan Wahjuningsih, S. 2013. Tampilan Reproduksi Sapi Potong pada berbagai paritas di Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Jurnal Ternak Tropika. 14 (2) : 13 – 22.
Waris1, Nuril Badriyah1, Dyah Wahyuning A. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Usia, dan Lama Beternak Terahdap Pengetahuan Manajemen Reproduksi Ternak Sapi Potong di Desa Kedungpring Kecamatan Balonpanggang Kabupaten Gresik. Jurnal Ternak Vol. 06 No.01 Juni 2015.
Widiati. 2003. Analisis linier programming usaha ternak sapi potong dalam sistem rumah tangga tani berdasarkan tipologi wilayah di Daerah Istimewah Yogyakarta ( disertai s3 ).Program pasca sarjana UGM. Yogyakarta.
Wirdahayati, R. B., R. A. D. M. Ali dan A. Bamualim. 2006. Karakter Produktivitas Sapi Lokal Pesisir. Prosiding Peternakan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.

Wirdahayati, R.B. dan A. Bamualim. 2007. Produktivitas ternak sapi lokal pesisir dan daya dukung lahan penggembalaan di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor.

Wirdahayati, R.B. 2010. Kajian kelayakan dan adopsi inovasi teknologi sapi potong mendukung program PSDS: Kasus Jawa Timur dan Jawa Barat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor.

Yendraliza.Y.,Magfirah.M.,danRodiallah M. 2018. Struktur Populasi Dan Potensi Kecamatan Benai Di Kabupaten Kuantan Singingi Untuk Pengembangan Sapi Potong .
Published
2021-12-29
Abstract viewed = 380 times
Pdf downloaded = 484 times