IDENTIFIKASI SERANGGA HAMA PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum Frutescens L) DI DESA BANJAR GUNTUNG KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

  • Yadi Firmansyah
Keywords: Cabai, Desa Banjar Guntung, Serangga Hama Cabai

Abstract

Serangga merupakan komponen keanekaragaman hayati terbesar, dan memiliki fungsi ekologis yang penting sebagai penyeimbang ekosistem dan dapat menjadi indikator kerusakan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis serangga yang merusak tanaman cabai. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lahan seluas 500 m2 yang telah ditanami cabai di Desa Banjar Guntung dan diambil 10 titik secara acak. Setiap titik pengambilan sampel terdiri dari 2 perangkap perangkap, 1 perangkap lampu, dan 1 jaring serangga. Pengambilan sampel serangga dilakukan saat tanaman cabai mulai memasuki masa generatif sekitar 44-50 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga hama pada tanaman cabai pada fase generatif ditemukan pada 4 ordo serangga. Spesies yang paling banyak dijumpai adalah spesies dari ordo Coleoptera sebanyak 4 spesies, disusul oleh ordo Hemiptera yang berjumlah 3 spesies. Ordo Lepidoptera dan Otrhoptera hanya ditemukan pada 1 spesies. Hama serangga paling banyak ditemukan pada perangkap yang menggunakan jaring serangga sebanyak 154 individu, disusul perangkap lampu sebanyak 79 individu dan perangkap perekat sebanyak 6 individu, tidak ditemukan serangga pada perangkap lubang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Altieri. (2004). Biodiversity And Pest Management In Agroecosystems. Binghhamton: Food Product Press.

Arfierwindi. (2017). Peran Serangga. tersedia di: http://arfierwindi.blogspot.co.id/2011/12/peran-serangga.htm.

Borror, D.J., Triplehorn C.A and N.F Johnson,. 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Edisi Terakhir. Diterjemahkan oleh: Partosoedjono, S. dan
Brotowidjoyo, M.D. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Brigitha, Robert, dan Juliet (2016). Serangga-Serangga Yang Berasosiasi Pada Tanaman Cabai (Capsium annum L.) Di Kelurahan Kaskasen Li Kecamatan Utara. Manado:Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi.
Borror, Donald J, Charles A Triplehorn, Norman F. Johson. (1992). Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono. Yogyakarta : UGM Press.

Badan Pusat Statistika (BPS). 2011. Produksi dan Produktivitas Cabai 2010-
2011. http://www.bps.go.id.[24Januari2016].

Cahyono, B. 2003. Teknik Budidaya Cabai rawit dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:Kinisius.

Cronquist, A, 1981, An Integrated System of Classification of Flowering Plants,
Columbia University Press, New York.

Dharmawan A, tuarita, H. Ibrohim. 2005. Ekologi Hewan. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Dinas Pertanian. (2020). Hasil Produksi Dan Produktivitas Tanaman Cabai Di Kabupaten Kuantan Singingi. Kuansing: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kuantan Singingi.

Dibiantoro, A.L.H, 1998, Thrips Pada Tanaman Sayuran. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran. Bandung.

Djatmiadi, M & Djatnika M,S, 2001. Petunjuk Teknis Surveilans Lalat Buah.
Pusat Teknik dan Metode Karantina Hewan dan Tumbuhan. Badan
Karantina Pertanian. Jakarta

Drew, R. A, 1994.The Bactrocera dorsalis Complex of Fruit Flies (Diptera:
Tephritidae: Dacinae) in Asia. Bulletin of Entomological Research.
Supplement Series. Supplement 2. 68 pp. (Description and illustration)

Effendi, C. 2010. Struktur Komuni- tas Serangga Predator Coccine-llidae
Pada Ekosistem Pertanian Organik dan Konvensional di Sumatera
Barat. Skripsi. Fakul-tas Pertanian Unand. Padang.

Elliott, N., Kieckhefer, R. and Kauffman, W. 1999. Effects of an invading
coccinellid on native coccinellids in an agricultural landscape. Oecologia 105, 537–544.

Fatoni. (2002). Keanekaragaman Serangga Pada Tingkat Family Yang Diberikan Jenis Warna Dan Daya Lampu Berbeda Dilokasi Gedong Songo. Semarang: Jurusan Biologi Fmipa Undip.

Gardner, F.P., R.P. Brent dan L.M. Roger. (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya. HerawatidanSusilo(Penerjemah).Jakarta:UIPress.

Harpenas. (2010). Budidaya Cabai Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hamid, H, 2009. Komunitas Serangga Herbivore Penggerek Polong Legume dan
Parasitoidnya: Studi Kasus di Daerah Paludan Toro, Sulawesi Tengah.

Jumar. (2000). Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Laksanawati. (1998). Thirps Pada Tanaman Sayuran. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Litbang, D. (2008). Penelitian Dan Pengembangan Depertemen Pertanian. Www.Litbang.Deptan.Go.Id. Diakses Pada Tanggal 20 Januari 2017

Life, S. (2007). Metamorfosis Serangga. Bandung: IPB.

Marwoto. (2011). Kutu kebul dan pengendaliannya. Jakarta: Badan Litbang Pertanian.

Nurfalach. (2010). Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Di UPTD Perbibitan Tanaman Hortikultura Desa Pakopen Kecamatan Bandungan Kabuaten Semarang. Surakarta: Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Prajnanta. (2004). Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Rukmana. (2003). Hama Dan Teknik Pengendaliannya. Yokyakarta: Kanisius.

Santika. (1999). Agribisnis Cabai. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Suriana, N. (2012). Cabai Sehat Dan Berkhasiat. Yogyakarta: CV Andioffset.

Santika. (1999). Agribisnis Cabai. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Situmorang, S. (2004). Pengkajian Tantang Klasifikasi Tanaman Sayuran. Jakarta: Agro Media.

Sumarni, M. (2005). Budidaya Tanaman Cabai Merah. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Suriana, N. (2012). Cabai Sehat Dan Berkhasiat. Yogyakarta: CV Andioffset.

Tjahjadi. (1991). Bertanam Cabai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Untung. (2003). Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta: Andi Offset.

Untung. (2003). Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: UGM Press.

Wahyudi. (2011). Jurus Sukses Bertanam Cabai. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Wirakusumah. (1995). Buah Dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wiyono, S. 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman.
[27April2016].

Wiyono. (2017). Perubahan Iklim Dan Ledakan Hama Dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Published
2022-11-09
Abstract viewed = 1024 times
Pdf downloaded = 916 times