PENGARUH LAMA PEMBUSUKAN SIPUT SAWAH (Pilla ampullaceal L.)TERHADAP KETERTARIKAN SERANGGA WALANG SANGIT (Leptocorisa oratorius) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) KABUPATEN KUANTAN SINGINGI.

  • Maysuri Maysuri Universitas Islam Kuantan Singingi
Keywords: Siput Sawah, Padi, Walang Sangit

Abstract

Hama walang sangit merupakan hama yang menyerang tanaman padi. Penggunaan umpan perangkap dengan pembusukan siput sawah  merupakan  salah satu metode pengendalian yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembusukan siput sawah terhadap hama walang sangit yang menyerang tanaman padi. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode survey dengan 7 perlakuan  yaitu P1: bangkai siput sawah yang dibusukkan 1 hari, P2: bangkai siput sawah dibusukkan 2 hari, P3: bangkai siput sawah yang dibusukkan 3 hari, P4: bangkai siput sawah yang dibusukkan 4 hari, P5: bangkai siput sawah yang dibusukkan 5 hari, P6: bangkai siput sawah dibusukkan 6 hari, P7: bangkai siput sawah yang dibusukkan 7 hari yang di ulang sebanyak 5 kali, dengan menggunakan perangkap yang di desain khusus dan di masing masing perangkap dimasukan bangkai siput sawah yang telah di busukan, jadi seluruh perangkap keseluruhan terdapat 35 buah. Parameter pengamatan adalah jumlah populasi, jenis kelamin dan serangga lain yang terperangkap. Hasil penelitian ini menunjukkan pada jumlah populasi perlakuan terbaik pada P7 yaitu 122 ekor walang sangit, pada pengamatan jenis kelamin yang terbaik pada perlakuan P7 yaitu betina 8,4 dan jantan 16 ekor walang sangit dan pada serangga lain yang terperangkap yang paling banyak terdapat pada P4 yaitu 28 ekor binatang lain.

References

Asikin, S. dan M. Thamrin, 2009. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Kalimantan Selatan.

Balai Besar Penelitian Tananam padi (BBPTP). 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Diakses Dari www.litbang.pertanian.go.id./padi/bbpadi. 2009 [30November2015]

Bhadauria NS and Singh P. 2009. Assessment of Losses in Paddy Caused Leptocorisa varicornis. Annals of Plant Protection Sciences. vol 17(1): 231.
Dwijosumono, S. 2011. BPS: Jika Dihitung, Indonesia Surplus Beras 4 Juta Ton..Tapi Kemana? Diunduh dari http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional /11/01/13/ 158052-bps-jika-dihitung-indonesia- surplus-beras-4-juta-ton-tapi-kemana-. 13 Januari 2011.

Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Padi Ladang (Oryza Sativa L. Universitas Sumatera Utara.Medan.
Hosamani,V.,S. Pradeep,.S. Sridhara, dan C.M. Kalleshwaaraswamy. 2009. Biological Studies on Paddy Earhead Bug, Leptocorisa oratorius Fabricius (Hemiptera:Alydidae). Karnataka and Collage of Agriculture Navile Acad J Entomol. 2(2):52-55

Irsan C, Harun MU, Saleh E. 2014. Pengendalian Tikus dan Walang Sangit di Padi Organik Sawah Lebak. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal.”
Palembang 26-27 September 2014.

Machmur, m. 2010. Konsumsi beras Indonesia terbesar di dunia. Di unduh 15 februari 2012 dari http://finance.detik.com/read/2010/10/13/123257/ konsumsi-beras-indonesia-terbesar-di-dunia. Rabu 13 oktober 2010.

Nath, 2011. Fundamental of Anatomy and Physiology. Benjamin Cummings. Edition

Pracaya dan Kahono PC. 2011. Kiat Sukses Budidaya Padi. Singkawang: PT. Macanan Jaya Camerlang.

Putri, E. Misliani dan Lisa Ningsih. 2018. Pengembangan Alat Penghasil Asap Cair dari Sekam Padi Untuk Menghasilkan Insektisida Organik. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. 19.

Solokhin, 2000. Ketertarikan Walang Sangit (Leptocorisa Oratorius F.) Terhadap Beberapa Bahan Organik Yang Membusuk. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika.pdf

Suhartini, T. dan D. Suardi. 2010. Potensi beras lokal Indonesia. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertaniaan. 32(1):9-10.

Zakiyah F, Hosein M, Wagiana. 2015. Pemanfaatan Kombinasi Bangkai Kodok dan Insektisida Nabati Sebagai Pengendali Hama Walang Sangit Pada Tanaman Padi. Jurnal Pertanian 10(2):1-5.
Published
2022-11-07