PENGARUH PENAMBAHAN LEVEL DAUN JAMBU BIJI TERHADAP KUALITAS HEDONIK TELUR ITIK PINDANG

  • Weka Saputra Universitas Islam Kuantan Singingi
  • Yoshi Lia Anggrayni Universitas Islam Kuantan Singingi
  • Pajri Anwar Universitas Islam Kuantan Singingi
Keywords: Daun Jambu Biji, Uji Hedonik, Telur Itik Pindang

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan level persentase daun jambu biji terhadap kualitas hedonik telur itik pindang. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan 4 perlakuan dan 30 kali ulangan (panelis). Masing-masing perlakuan terdiri dari 20 butir telur itik. Perlakuan terdiri atas TP1 = Tanpa daun jambu biji sebagai control ( 0% ) TP2 = Level Daun Jambu Biji ( 1% ) TP3 = Level Daun Jambu Biji ( 2% ) TP4 = Level Daun Jambu Biji ( 3% ). Variabel yang digunakan adalah warna, rasa, aroma dan tingkat kesukaan. Analisis data statistik menggunakan analisis sensori uji hedonik, hasil rataan tersebut di tabulasi kedalam analisis sidik ragam. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa penambahan level persentase telur itik pindang secara numerik meningkat dari cita rasa, aroma, warna dan tingkat kesukaan telur itik pindang. Hasil statitik dari uji hedonik penambahan level persentase daun jambu biji tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap penilian nilai rasa, aroma dan warna dan sangat berpengaruh nyata (p<0,01%), terhadap tingkat kesukan telur itik pindang. Nilai panelis uji hedonik terhadap warna, aroma, rasa dan tingkat kesukaan berturut-turut TP1 (3,33), TP2 (3,47), TP3(3,67), TP4(3,57), aroma TP1(3,27), TP2(3,30), TP3(3,63), TP4(3,43) rasa TP1(3,30), TP2(3,57), TP3(3,87), TP4(3,67), dan tingkat kesukaan TP1 (2,73), TP2 (3,23), TP3 (4,00) dan TP4 (3,40). Hasil penelitian perlakuan TP3 lebih dominasi disukai oleh panelis, yang memiliki cita rasa, kesukaan, warna dan aroma yang khas dari telur itik pindang.

References

Ahadi, M. (2003). Kandungan Tanin Terkondensasi dan Laju Dekomposisi pada Serasah Daun Rhizospora mucronata lamk pada Ekosistem Tambak Tumpangsari, Purwakarta, Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ajizah A., 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.), Bioscientie, 1(1):31-38

Cahyono, B. 2010. Mengenal Guava. Edisi Pertama. Yogyakarta: Lily Publisher.

Citra. 2014. Pengaruh Perebusan Telur Dengan Daun Jambu Biji Terhadap Komposisi Kimia dan Mikrobia Telur Pindang. Skripsi. Ilmu dan Industri Peternakan. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Figoni, Paula. (2008). How Baking Works. Edisi 2.New Jersey : John Wiley and Sons, Inc.

Haryono. 2000. Langkah-langkah teknis uji kualitas telur konsumsi ayam ras. Jakarta

Ide P. 2011. Health Secret of Turmeric. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011.

Komala, I. 2008. Kandungan Gizi Produk Peternakan. Student master Animal Science, Fac. Agriculture-UPM.

Koswara, S. (2009) Teknologi Pengolahan Telur . eBook Pangan.com

Krisnaningsih, A.T. Nugroho dan M. Hayati.2014.Pemanfaatan Berbagai Ekstrak Buah Lokal Sebagai Alternatif Acidulant Alami Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Telur Pindang. Jurnal Cendekia 12(3) : 49-56

Kurniawati, A. 2006. Formulasi gel antioksidan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan menggunakan aquapec HV-505. Skripsi. Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas Padjajaran. Bandung.

Kurtini, T., K. Nova., dan D. Septinova.2011. Produksi Ternak Unggas. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Maryati, J. dan Karmila. 2008. Pemanfaatan daun jambu biji (Psidium guajava L) sebagai alternatif pengawetan telur ayam ras. Program Studi FMIPA UNM. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Nastiti, D. 2007. Kadar tanin dan kecernaan in vitro telur pindang dengan lama perebusan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Payne-Palacio, June and Monica Theis. 2009. Introduction to foodservice. Pearson Education, inc.__

Parimin. 2005. Jambu Biji. Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar Swadaya. Jakarta. Pengolahannya. M-Brio Press. Bogor.

Resi, K.2009. Pengaruh Sistem Pemberian pakan yang Mengandung Duckweed Terhadap Produksi Telur Itik Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan.Universitas Mataram. Mataram.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Hal 191-216, Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung

Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Sinaga. (2007). Skizofrenia & Diagnosis Banding. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi daging. Yogyakarta: Gajah mada University Press.

Sofiah, B.D, dan T.S. Achyar. 2008. Penilaian Indera. Universitas Padjajaran Jatinegoro.

Sudaryani. 2003, Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprapti, L. M. 2002. Pengawetan Telur, Telur Asin Tepung Telur dan Telur Beku. Kanisius. Yogyakarta.

Suprapti, M. L. 2002. Pengawetan Telur. Kanisius. Yogyakarta.

Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik. Jurusan Pendidikan Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Temu teknis Fungsional non Peneliti. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Kurtini, T., K.

Steenis, v.D.C., 2008. Flora. Jakarta: PT.Pradnya Paramita

Marotz LR, Cross MZ, Rush JM. 2005. Health, Safety, and Nutrion For Young Child 6th Edition. USA : The Thompson Coorporation.

Nova dan D. Septinova. 2011. Produksi Ternak Unggas. Anugrah Utama Raharja (AURA). Bandar Lampung.

Winarno, F.G. dan S. Koswara. 2002. Telur: Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya. M-Brio Press. Bogor.

Yuanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Yuliani,S.Suyanti Satuhu, 2021, “Panduan Lengkap Minyak Atsiri”, Penebar Swadaya, Jakarta
Published
2023-01-29