ANALISIS BREAK EVENT POINT DAN NILAI TAMBAH GULA AREN DI KECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

  • Yerli Mustika Universitas Islam Kuantan Singingi
  • Jamalludin Jamalludin Universitas Islam Kuantan Singingi
  • Chezy WM Vermila Universitas Islam Kuantan Singingi
Keywords: Palm Sugar Craftsmen, BEP dan Added Value

Abstract

This research was conducted in Benai district, Kuantan Singingi regency from March to September 2019. The purpose of this study was to determine the break event point and added value of palm sugar craftsmen in Benai District, Kuantan Singingi District. The results of the study are break event point with an average total cost of Rp 120.904,52 / production, so they must produce an average of 4,53/kg with a selling price of Rp 26.66,67/kg in order to break event. Break event point prices with an average cost of Rp 120.90,52/ production if producin average palm sugar as much as 5,63/ kg the selling price offered ti consumers is Rp 21.494,14/ kg in order to break event point.

References

Asep, 2016. Pengolahan Gula Semut Komonikasi Pribadi di Lapang. Sumber Agung Kemiling. Lampung.

Azhari, I., 1986. Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. LP3ES, Jakarta.

Aziz, Fauzi. 2008. Pembinaan UKM Tumpang Tindih. Diakses dari http://finance.detik.com/read/2008/04/19/105711/925902/4/pembinaanukmtumpang-tindih (12 februari 2019)

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Riau Dalam Angka 2016. BPS. Riau.

BPS Kabupaten Kuantan Singingi. 2018. Kecamatan Benai Dalam Angka 2018.

Carter, William K dan Usry, Milton F. 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Ke-13, Buku I. Salemba Empat. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2002. Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan.Edisi kedua. Pusat Bina Penyuluhan Ada Perkebunan.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Budidaya dan Potensi
Published
2020-08-29