PENGARUH SUHU THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KERBAU

  • Elvandri Elvandri Program Studi Peternakan FAPERTA UNIKS, Teluk Kuantan
  • Dihan Kurnia politeknik negeri payakumbuah
  • Fitrah Khairi Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
Keywords: Suhu, Thawing, Semen beku, Kerbau

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu  berapa yang sangat baik digunakan pada  thawing  semen beku kerbau dengan memperhatikan motilitas spermatozoa, persentase hidup spermatozoa, dan abnormalitas spermatozoa selama waktu 30 detik. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan mei 2015 di Laboratorium  Produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Tuah Sakato Payakumbuh Sumatera Barat. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah plastik  kapasitas 3 liter air, pinset, tissue, beaker glass 1000 ml, termometer, stop watch, termos mini yang terbuat dari stainless, objek glass, cover glass dan mikroskop. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : semen beku kerbau yang berasal dari Balai Inseminasi Buatan Tuah Sakato, sebanyak 18 buah straw,  air sumur, air dingin (Es), Nitrogen cair 4 liter dan zat warna eosin-nigrosin. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali perlakuan dan 6 kali ulangan.  Perlakuan yang di gunakan meliputi: semen beku yang di thawing pada suhu 15°C selama 30 detik (a), suhu  thawing 26°C selama 30 detik (b), suhu thawing 37°C selama 30 detik (c). Parameter yang di amati meliputi persentase motilitas spermatozoa, persentase hidup spermatozoa dan abnormalitas spermatozoa. Data yang di peroleh dianalisa menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap motilitas dan persentase hidup spermatozoa semen beku kerbau, akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap abnormalitas spermatozoa semen kerbau. Kualitas thawing yang terbaik  terdapat pada suhu 37°C selama 30 detik (motilitas 9.50%, persentase hidup 15.25% dan abnormalitas 9.84%).

 

References

Arifiantini, R. I dan T. L. Yusuf dan N. Graha. 2005. Longivitas and recivery rate pasca thawing semen beku sapi Friesian Holstein menggunakan bahan pengencer yang berbeda. Buletin Peternakan. 28 (3): 53-61.

Arifiantini, R. I dan Yusuf, T. L. 2006. Keberhasilan penggunaan tiga pengencer dalam dua jenis kemasan pada proses pembekuan semen sapi Friesian Holstein. Majalah Ilmiah Peternakan. 9 (3): 89-93

Barth, A. D., dan Oko, R. J., 1989. Abnormal Morphology of Bovine Spermatozoa. Iowa State University Press. Iowa.

Chairprasat, S., Benjakul, W., Chartchue, A. Joemplang, P dan Punyapornwithaya, V,. 2006. Effect of Bull Semen Thawing Methods on Sperm Progressive Motility. Chiang Mai Veterinary Journal 4 (1) : 25-29.

Darnel, J., Lodist, H dan Baltimore, D.,1990. Moleculer Cell Biology. 2 th ed. Sci. Am. Book.

Datta. U., Sekar, M. C., Hembram, M. L., Dasgupta, R., 2009. Development of a New Methode to Preserve Caprine Cauda Epididymal Spermatozoa in Situ at 10°C Procedings. Departement of Veterinary Gynaecology & ObstetricsFaculty of Veterinary andAnimal Sciences West Bengal Univercity of Animal and Fishery Sciences . Kolkata West Bengal.India.

Einarsson, S., 1992. Concluding Remarks. In: Influence of thawing method on motility, plasma membrane integrity and morphology of frozen stallion spermatozoa. Bor K, B Colenbrander, A Fazelli, J Pallevliet and L Malmgren (eds.) Theriogenology VI. 48th. 1997. Pp. 531‐536.

Kaiin E. M., M. Gunawan, S. Said dan B. Tappa. 2004. Fertilisasi dan Perkembangan Oosit Hasil IVF dengan Sperma Hasil Pemisahan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor 4‐5 Agustus, 2004 : 21‐25.

Parks. J. E dan Graham,j. k., 1992. Effects of Criopreservation Procedures on Sperm Membranes. Theriogenology. 30.209-22.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tambing. S. N., Toelihere. M.R., Yusuf. T.L., dan I.K. Sutama. 2000. Pengaruh gliserol dalam pengencer tris terhadap kualitas semen beku kambing Peranakan Etawah. J. Ilmu Ternak dan Vet. 5 (2): 1-8.

Toelihere M.R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa. Bandung.

Watson, P. F.1996. Cooling of Spermatozoa and Freezing Capacity Reprod. Dom. Anim. 31:135-140.

Yulnawati., Herdis., Maheswari, H., Boediono, A dan Rizal ,M. 2009. Potensi Reproduksi dan Upaya Pengembangan Kerbau Belang Tana Toraja. Seminar dan Lokakarya Kerbau.

Published
2021-05-01